Show simple item record

dc.contributor.authorAlif Endy Pamuji
dc.date.accessioned2014-01-17T00:15:09Z
dc.date.available2014-01-17T00:15:09Z
dc.date.issued2014-01-17
dc.identifier.nimNIM050810101080
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/15563
dc.description.abstractPenelitian ini dilakukan di kabupaten trenggalek karena melihat dari potensi sumber daya alam yang ada di trenggalek yang begitu besar terutama dari segi pariwisata dan sektor agraris. Dengan adanya otonomi daerah seharusnya sektor ini dapat dikembangkan secara optimal sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. Dilihat dari data terakhir pendapatan asli daerah dikabupaten trenggalek mengalami peningkatan pada tahun 2008 yaitu sebesar 18.783.767.018,72 milyar. Trenggalek sangat menarik untuk diteliti setelah adanya kebijakan baru mengenai pemerintah yaitu otonomi daerah yang memberikan peluang kepada pemerintah daerah untuk lebih mengoptimalkan potensi sumberdaya alam yang ada. Selain itu minimnya penelitian tentang evaluasi pembangunan yang ada di kabupaten ini setelah otonomi daerah merupakan salah satu kekurangan referensi dalam pembangunan kabupaten ini, sehingga diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi pertimbangan pemerintah daerah kabupaten Trenggalek dalam membangun perekonomian dan juga menentukan target-target pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hipotesa yang dapat diambil adalah bahwa setelah adanya otonomi daerah ada perubahan yang signifikan terhadap indikator-indikator makro ekonomi yaitu Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, tingkat inflasi, tingkat pengangguran serta jumlah penduduk miskin. Dan meningkatnya kinerja otonomi daerah yang dilihat dari indikator fiskal yaitu APBD. Dari hasil perhitungan tersebut tiga indikator makro yaitu PDRB mengalami peningkatan sebesar 215,64 Milyar setelah pelaksanaan otonomi daerah sedangkan jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 3.7201,75 jiwa dan pendapatan perkapita mengalami peningkatan sebesar 458,99 ribu setelah pelaksanaan Otonomi Daerah. Untuk tiga indikator lainnya yaitu tingkat inflasi, tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi tidak mengalami peningkatan kinerja setelah pelaksanaan Otonomi Daerah. Penilaian kinerja ekonomi dalam pelaksanaan Otonomi Daerah dilihat dari indikator fiskal yang mendukung yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menunjukkan adanya peningkatan kinerja APBD yaitu sebesar76,23 Milyar setelah pelaksanaan otonomi daerah dibandingkan sebelum pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Trenggalek.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries050810101080;
dc.subjectOtonomi daerah,Indikator makro ekonomi, indikator fiskal, Comparative analisys.en_US
dc.titleVALUASI KINERJA EKONOMI DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 1998-2008en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record