Show simple item record

dc.contributor.authorHany Indah Kurniati
dc.date.accessioned2014-01-16T06:00:32Z
dc.date.available2014-01-16T06:00:32Z
dc.date.issued2014-01-16
dc.identifier.nimNIM061810301006
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/15259
dc.description.abstractPenelitian tentang kimia bahan alam dewasa ini semakin banyak dieksploitasi sebagai bahan obat-obatan baik untuk farmasi maupun untuk kepentingan pertanian. Khasiat obat pada suatu tanaman umumnya disebabkan oleh kandungan metabolit sekundernya, salah satu diantaranya adalah minyak atsiri. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri dari daun sirih, rimpang temu kunci, dan kunyit memiliki aktivitas sebagai antijamur dan antibakteri (Elistina, 2005). Menurut Habsah (dalam Sukari, 2008) minyak atsiri seperti limonena, eugenol, pinen, dan geraniol banyak terdapat dalam spesies Zingiberaceae. Banyak penelitian yang telah dilakukan terkait identifikasi dan isolasi minyak atsiri spesies dari famili Zingiberaceae. Namun masih banyak ditemukan perbedaan hasil identifikasi minyak atsiri. Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah perbedaan metode ekstraksi. Untuk mengetahui perbedaan hasil identifikasi minyak atsiri kencur (Kempferia galanga L.) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dilakukan dengan membandingkan dua metode ekstraksi yang berbeda yaitu maserasi dan distilasi uap serta menganalisa potensi antibakteri dan antijamur dari ekstrak kedua rimpang tersebut. vii Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan kadar, senyawa yang teridentifikasi serta aktivitas antimikroba minyak atsiri kencur (Kempferia galanga L.) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) yang diekstrak dengan menggunakan dua metode ekstraksi yang berbeda yaitu maserasi dan distilasi uap. Kadar minyak atsiri kencur dan temulawak hasil maserasi lebih besar daripada kadar minyak atsiri kencur dan temulawak hasil distilasi uap. Minyak atsiri kencur hasil maserasi terdiri dari 28 komponen dengan 11 senyawa tidak teridentifikasi dan minyak atsiri kencur hasil distilasi uap terdiri dari 23 komponen dengan 2 senyawa tidak teridentifikasi. Minyak atsiri temulawak hasil maserasi terdiri dari 38 komponen dengan 13 senyawa tidak teridentifikasi dan minyak atsiri temulawak hasil distilasi uap terdiri dari 39 komponen dengan 11 senyawa tidak teridentifikasi. Minyak atsiri kencur hasil maserasi aktif terhadap bakteri B.subtilis dan jamur C.albicans sedangkan minyak atsiri kencur hasil distilasi uap aktif terhadap bakteri E.coli dan B.subtilis serta jamur C.albicans. Minyak atsiri temulawak hasil maserasi aktif terhadap bakteri B.subtilis sedangkan minyak atsiri temulawak hasil distilasi uap aktif terhadap bakteri E.coli, S.aureus dan B.subtilis.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061810301006;
dc.subjectAntimikroba Minyak Atsirien_US
dc.titleEktraksi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Antimikroba Minyak Atsiri dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza D.Dietr.)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record