Show simple item record

dc.contributor.authorPrimastuti Purwitasari
dc.date.accessioned2014-01-16T03:17:25Z
dc.date.available2014-01-16T03:17:25Z
dc.date.issued2014-01-16
dc.identifier.nimNIM061610101013
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/15027
dc.description.abstractBeberapa obat-obatan tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat digunakan sebagai obat kumur dan dapat berfungsi sebagai antiseptik maupun desinfektan (Djulaeha, 1999). Salah satu tumbuh-tumbuhan yang berfungsi sebagai desinfektan yaitu kulit buah kakao. Tanaman kakao untuk saat ini pemanfaatannya terfokus hanya pada biji kakao saja, untuk kulit buahnya dibuang dan hanya sebagai limbah. Di Jawa Timur, khususnya Jember merupakan penghasil kakao yang cukup besar. Berdasarkan laporan dari PTPN XII tahun 2006, luas lahan perkebunan kakao di wilayah Jember sekitar 979,343 hektar dengan total kakao yang dihasilkan 440,195 ton. Limbah buah kakao terdiri dari limbah kulit buah (75,67 %), limbah kulit biji (21,74 %) dan plasenta (2,59 %). Pada tahun 2006, limbah kulit buah kakao di wilayah Jember sebesar ± 333,096 ton (Wijayakusuma et al., 1996). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh perendaman berbagai konsentrasi ekstrak limbah kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) sebagai bahan pembersih gigi tiruan plat resin akrilik terhadap pertumbuhan C. albicans. Metode penelitian Plat resin akrilik (10x10 x1) mm direndam di dalam aquadest steril selama 48 jam. Sterilisasikan plat resin akrilik menggunakan autoclave 121ºC selama 15 menit. Lalu plat resin akrilik direndam dalam saliva steril selama 1 jam, kemudian dibilas dengan PBS pH 7. Kemudian plat resin akrilik dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi suspensi C. albicans, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC. Selanjutnya plat resin akrilik dimasukkan ke dalam tabung reaksi tertutup yang masing-masing berisi 5 ml ekstrak limbah kulit buah kakao dengan 4 macam konsentrasi, yaitu 25%, 50%, 75%, dan 100%. Lama perendaman yang dipergunakan adalah 6 jam. Pada kelompok kontrol, plat resin akrilik vii dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml aquadest dan sodium hipoklorit. Plat resin akrilik yang direndam dalam ekstrak limbah kulit buah kakao dibilas dengan PBS 2 kali selama 15 menit. Plat resin akrilik dimasukkan ke dalam 10 ml Sabouraud’s broth, kemudian dilakukan vibrasi dengan vortex pada semua tabung reaksi selama 30 detik. Terakhir dilakukan penghitungan jumlah C. albicans menggunakan spektrofotometer. Hasil penelitian ini menunujukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada ekstrak limbah kulit buah kakao 25%, 50% dan 75% dengan ekstrak limbah kulit buah kakao konsentrasi 100%, sodium hipoklorit dan aquades steril. Sedangkan perbedaan tidak bermakna terdapat pada Ekstrak limbah kulit buah kakao 100% dengan sodium hipoklorit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak limbah kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) mempunyai pengaruh terhadap C. albicans pada plat resin akrilik, dengan semakin tinggi konsentrasi ekstrak limbah kulit buah kakao maka semakin sedikit jumlah C. albicans pada plat resin akrilik.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061610101013;
dc.subjectPERENDAMAN BERBAGAI KONSENTRASI, EKSTRAK LIMBAH KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.)en_US
dc.titlePENGARUH PERENDAMAN BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK LIMBAH KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.) SEBAGAI BAHAN PEMBERSIH GIGI TIRUAN PLAT RESIN AKRILIK TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicansen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record