Show simple item record

dc.contributor.authorWinda Afrianti Dwi Wibowo
dc.date.accessioned2013-12-30T01:58:57Z
dc.date.available2013-12-30T01:58:57Z
dc.date.issued2013-12-30
dc.identifier.nimNIM080210191032
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13736
dc.description.abstractSalah satu faktor penyebab kurangnya penguasaan konsep matematika adalah metode yang digunakan guru pada kegiatan pembelajaran. Umumnya guru menggunakan metode ceramah dan penugasan. Hal tersebut menjadikan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika SMP Negeri 1 Kedungjajang dan observasi kelas, ditemukan bahwa dalam kegiatan pembelajaran matematika guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Siswa lebih banyak diam mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tanpa bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti, dan hanya terdapat satu atau dua siswa yang terlihat aktif, jadi dalam pembelajaran didominasi oleh satu atau dua siswa saja. Dan siswa kelas VII masih kesulitan dalam materi operasi bilangan. Penyebabnya mereka masih bingung membedakan bilangan positif dengan bilangan negatif dan siswa juga sering salah dalam membedakan tanda ‘<’ dengan ‘>’. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu solusinya pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Dari beberapa tipe kooperatif dipilih pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII A, pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di dalam kelas dan diskusi dengan guru bidang studi matematika. Dalam kelas ini mempunyai permasalahan pada aktivitas maupun hasil belajar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas viii ini adalah metode observasi, metode wawancara, metode tes, dan metode dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan dua siklus dan setiap siklusnya mencakup empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together Sehingga didapatkan pada siklus 1 rata-rata persentase aktivitas siswa mencapai 76,51% dan pada siklus 2 rata-rata persentase aktivitas siswa mencapai 85,87%. Pencapaian persentase aktivitas siswa pada siklus 1 termasuk dalam kategori aktif sedangkan pada siklus 2 tergolong sangat aktif. Berdasarkan hasil analisis observasi aktivitas guru yang dilakukan oleh guru bidang studi matematika kelas VII A, Persentase rata-rata aktivitas guru pada siklus 1 mencapai 83,34% sedangkan pada siklus 2 mencapai 90%. Persentase aktivitas tersebut termasuk dalam kategori sangat aktif. Untuk hasil analisis kentutasan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT, pada siklus 1 mencapai 73,33% dengan 8 siswa yang tidak tuntas belajar dari 30 siswa dan pada siklus 2 mencapai 86,67% dengan 4 siswa yang tidak tuntas belajar. Dari pembelajaran yang didapatkan membuktikan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada materi pertidaksamaan linear satu variabel. Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT diantaranya langkah 1. penomoran, pada langkah ini sudah berjalan baik sesuai dengan yang diharapkan dan hasil observasi aktivitas siswa yang diamati mendengarkan penjelasan dan instruksi guru pada pembelajaran 1 hinnga pembelajaran 3 mencapai 88,87%, 85,56%, 95,56%, memakai nomor anggota mencapai 97,78%, 97,78%, 98,89%, langkah 2. pengajuan pertanyaan, pada langkah ini juga berjalan dengan baik semua kelompok menerima LKS yang diberikan guru, langkah 3. berfikir bersama, pada pembelajaran 1 langkah ini masih belum bisa berjalan optimal dikarenakan siswa jarang bertanya pada guru dan sulit untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya yang dibentuk oleh guru. Hasil observasi aktivitas siswa yang diamati pada langka ini bertanya pada guru mencapai 56,67%, 64,44%, 77,78%, untuk berdiskusi mencapai 72,22%, 81,11%, 87,78%, dan langkah 4. pemberian jawaban, sama halnya dengan langkah 3 pada pembelajaran 1 langkah ini tidak berjalan secara optimal namun untuk pembelajaran selanjutnya langkah ini sudah bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan hanya saja terdapat satu aktivitas siswa yang terlihat masih rendah yaitu menanggapi teman yang presentasi. Adapun hasil observasi aktivitas siswa yang diamati pada langkah ini respon siswa pada saat nomornya terpanggil mencapai 81,11%, 91,11%, 96,67%, mempresentasikan hasil kerja di depan kelas mencapai 66,67%, 73,33%, 80%, dan menanggapi teman yang presentasi 51,11%, 63,33%, 64,44%. Sehingga didapatkan pada siklus 1 rata-rata persentase aktivitas siswa mencapai 76,51% dan pada siklus 2 rata-rata persentase aktivitas siswa mencapai 85,87%. Pencapaian persentase aktivitas siswa pada siklus 1 termasuk dalam kategori aktif sedangkan pada siklus 2 tergolong sangat aktif. Berdasarkan hasil analisis observasi aktivitas guru yang dilakukan oleh guru bidang studi matematika kelas VII A, Persentase rata-rata aktivitas guru pada siklus 1 mencapai 83,34% sedangkan pada siklus 2 mencapai 90%. Persentase aktivitas tersebut termasuk dalam kategori sangat aktif. Untuk hasil analisis kentutasan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT, pada siklus 1 mencapai 73,33% dengan 8 siswa yang tidak tuntas belajar dari 30 siswa dan pada siklus 2 mencapai 86,67% dengan 4 siswa yang tidak tuntas belajar. Dari pembelajaran yang didapatkan membuktikan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080210191032;
dc.subjectKooperatif Tipe Numbered Heads Togetheren_US
dc.title“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Kelas VII A Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kedungjajang Tahun Ajaran 2012/2013”en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record