Show simple item record

dc.contributor.authorInsyafli
dc.date.accessioned2013-12-27T02:46:15Z
dc.date.available2013-12-27T02:46:15Z
dc.date.issued2013-12-27
dc.identifier.nimNIM060910101053
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13258
dc.description.abstractTerpilihnya Barack Obama sebagai presiden AS ke 44 membawa harapan besar bagi umat Islam untuk perdamaian di Palestina dan Palestina merdeka. Latar belakang Obama sebagai Presiden kulit hitam pertama dan keturunan dari seorang muslim membuat harapan itu semakain besar. Obama juga berjanji kepada umat Islam se dunia untuk memperhatikan nasib bangs Palestina dan membantu kemerdekaan Palestina. Akan tetapi, Obama tidak bisa melakukan janji-janjinya tersebut karena Obama juga sudah berkomitmen kepada warga Yahudi di AS yang telah membantunya untuk memenangkan Pemilu 2008, untuk mendukung Israel dalam konflik wilayah dengan Palestina. Oleh karena itu kebijakan yang dikeluarkan Obama mengenai konflik Israel Palestina menjadi ambigu dualisme. Ketika berhadapan dengan komunitas muslim, Obama dengan tegas menyatakan komitmennya untuk membantu kemerdekaan Palestina, sedangkan ketika berhadapan dengan komunitas Yahudi, Obama juga dengan tegas menyatakan akan mendukung upaya-upaya Israel untuk mempertahankan kedaulatannya. Pada akhirnya, kebijakan Obama lebih memihak kepada Israel dalam konflik Israel-Palestina dan mengabaikan kepentingan rakyat Palestina akibat besarnya pengaruh lobi Yahudi terhadap pemerintahan Obama.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060910101053;
dc.subjectkomunitas Yahudi,en_US
dc.titleKEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT PADA ERA BARACK OBAMA MENGENAI KONFLIK ISRAEL-PALESTINAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record