Show simple item record

dc.contributor.authorNur Ahmad Santoso
dc.date.accessioned2013-12-27T01:13:17Z
dc.date.available2013-12-27T01:13:17Z
dc.date.issued2013-12-27
dc.identifier.nimNIM102010101100
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13038
dc.description.abstractKeadaan homeostasis dari tubuh manusia salah satunya dipertahankan oleh fungsi ginjal yang baik. Ginjal merupakan organ eliminasi utama untuk seluruh obat yang digunakan peroral, namun pada batas-batas tertentu ginjal tidak dapat melakukan fungsinya dalam eliminasi obat sehingga menyebabkan tertimbunnya obat dalam ginjal yang dapat menyebabkan cedera di daerah tubulus proksimal ginjal. Salah satu contoh obat-obatan yang dapat menimbulkan kerusakan ginjal adalah parasetamol. Konsumsi parasetamol di masyarakat cukup tinggi sehingga penggunaan obat ini sering disalahgunakan. Konsumsi parasetamol dosis toksis sebesar 15 gram dapat menimbulkan toksisitas pada hati melalui serangan stres oksidatif akibat terbentuknya oksidan. Kerusakan hati ini dapat diikuti kerusakan pada beberapa organ lain, salah satunya adalah ginjal yang berupa nekrosis tubulus ginjal akut. Secara keseluruhan terjadi insufisiensi ginjal pada 1-2% pasien dengan overdosis parasetamol. Untuk mencegah kerusakan sel pada ginjal yang disebabkan oleh zat-zat toksik diperlukan proteksi berupa antioksidan untuk mengikat radikal bebas yang dapat menimbulkan kerusakan ginjal. Salah satu tanaman yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan adalah daun alpukat (Persea americana Mill.). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keefektifan pemberian ekstrak daun alpukat (Persea americana Mill.) dalam menurunkan kadar urea serum tikus wistar yang diinduksi parasetamol dosis toksik serta mengetahui peningkatan dosis ekstrak daun alpukat (Persea americana Mill.) dalam meningkatkan proteksi ginjal tikus wistar yang diinduksi parasetamol dosis toksik. Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental laboratories. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Post Test Only Control Group vii Design. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling dan sampel yang digunakan adalah tikus Wistar, dengan jenis kelamin jantan, umur 23 bulan, berat badan 120-250 gram, dan kondisi fisik sehat. Terdapat lima kelompok perlakuan, yaitu kelompok K1 yang hanya diberikan CMC Na 1%; kelompok K2 yang diberikan CMC Na 1% selama 9 hari dan pada hari ke-7 diberikan parasetamol dosis 2.500 mg/kg BB; kelompok P1, P2, dan P3 masingmasing diberikan ekstrak daun alpukat dengan dosis 50, 100, dan 200 mg/kgBB selama 9 hari dan pada hari ke-7 diberikan parasetamol dosis 2.500 mg/kgBB. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus dengan total sampel 25 tikus. Sampel darah diambil pada hari ke-9 kemudian diukur kadar erea serum. Data kemudian dianalisis dengan One Way ANOVA dilanjutkan dengan Post Hoc Test LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun alpukat memiliki efek menurunkan kadar urea serum tikus wistar yang diinduksi parasetamol dosis toksik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai p=0,049 (p<0,05) pada uji anova dan nilai p<0,05 pada uji post hoc masing-masing kelompok perlakuan dibandingakan kelompok K2 yaitu P1-K2 (p=0,028); P2-K2 (p=0,021); dan P3-K3 (p=0,021). Dari ketiga peringkat dosis yang diuji, yaitu 50 mg/kgBB;100 mg/kgBB; dan 200 mg/kgBB masing-masing tidak memiliki perbedaan efek dalam meningkatkan proteksi ginjal tikus wistar yang diinduksi parasetamol dosis toksik.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries102010101100;
dc.subjectEKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.)en_US
dc.titleEFEK EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP PENURUNAN KADAR UREA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIKen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record