Now showing items 1-20 of 80

      Subject
      Kabupaten Bondowoso [1]
      Kader [1]
      kader cilik, kesehatan gigi, pendidik sekolah dasar [1]
      Kader Posyandu [1]
      Kampung Nata [1]
      Kampus [1]
      kapasitas produksi [1]
      KAPSUL IKAN GABUS [1]
      Karies gigi merupakan masalah utama dan terpenting dari masalah kesehatan gigi dan mulut anak. Sampai saat ini prevalensi karies gigi masih tinggi. Bagaimanakah untuk menurunkan prevalensi karies tersebut? Untuk itu diperlukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara dini pada anak,karena prevalensi karies gigi anak-anak masih tinggi. Masalah pencegahan penyakit gigi dan mulut mendapat prioritas utama. Pencegahan merupakan tindakan yang paling murah, paling kecil resikonya, tidak banyak membuka pengetahuan, ketrampilan dan sarana yang canggih, serta tidak banyak menghabiskan banyak dana, dibandingkan dengan tindakan kuratif maupun rehabilitatif. Perlu dilakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi danmulut dengan terencana dan terarah. Melalui penyuluhan kesehatan gigi dan mulut diharapkan akan merubah perilaku anak- anak Play Group Az-Zahro Aisyiah Kaliwates Kabupaten Jember, terhadap kesehatan kea rah yang menguntungkan. Untuk mengubah perilaku anak-anak tentang kesehatan gigi dan mulut bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan ini. Metode yang digunakan adalah ceramah, peragaan gambar-gambar dan model gigi, cara menyikat gigi, pemeriksaan gigi dan evaluasi. Kegiatan ini dilakukan oleh tim dokter gigi dariFakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember sebagai salah satu bentuk pengabdian pada masyarakat yang merupakan salah satu dari Tri Darma Perguruan Tinggi. Diharapkan dari kegiatan ini dapat diterapkan dan digunakan , sehingga anak-anak Play Group Az- Zahro Aisyiah Kaliwates Kabupaten Jember dapat mengenalnya lebih dini serta dapatmencegahnya serta kualitas kesehatan gigi dan mulut anak-anak dapat semakin meningkat [1]
      karies, penyuluhan, PAUD, pemutaran film, bernyanyi [1]
      Kawasan desa panduman kecamatan jelbuk kabupaten jember adalah salah satu Lumbung Desa Modern LDM penghasil Palawija, sepertiga bagian kawasan tersebut ditanami kedelai, namun produksi kedelai pertahun semakin menurun dikarenakan sistem menanam kedelai sebagai tanaman tumpang gilir masih menggunakan cara-cara tradisional dalam menanam kedelai yaitu dengan menabur dan membuat tugalan dengan memakai kayu. sehingga membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang relative besar untuk ongkos buruh sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman bagi petani atau buruh tanan. Oleh karena itu untuk meningkatkan produktifitas dan kapasitas serta memudahkan operasi penanaman kedelai dengan alat penanam yang efektif dan efisien, maka dilakukan usaha-usaha rekayasa teknologi dalam bidang pertanian dengan membuat alat penanam kedelai sistem injeksi yang dijalankan dengan menggunakan motor DC. [1]
      Kawasan perumahan di RT 3 RW 20 dengan RW 22 Desa Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember adalah suatu kawasan perumahan yang perbedaan elevasinyapada satu RT kurang lebih 20 m. [1]
      Kecamatan Jelbuk [1]
      Kecamatan Semboro [1]
      Kecamatan Sumbersari [1]
      Kedelai [2]
      KEGAGALAN [1]
      Kegiatan IbM buah naga di kawasan wisata Rembangan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang manfaat dan kandungan buah naga serta bagaimana mengolah buah naga menjadi produk olahan yaitu sirup, minuman kesehatan dan juga selai. Dengan membuat produk olahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai jual dari buah naga terutama juga pada saat panen melimpah dimana harga buah naga bisa menjadi sangat rendah [1]
      Kegiatan IbM kelompok usaha gula merah di kecamatan Semboro, kabupaten Jember bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan alat membran ultarfiltrasi dalam pengolahan gula merah cair maupun padat, memberikan ketrampilan dan pengetahuan kepada para petani tebu tentang teknis budidaya tebu dan pemanfaatan pupuk organik dalam budidaya tebu, memberikan bantuan peralatan seperangkat membran ultrafiltrasi kepada mitra IbM untuk membantu pemurnian nira tebu dalam pembuatan gula merah serta memberikan pengetahuan tentang teknis pembukuan sederhana dalam menjalankan usaha pembuatan gula merah maupun dalam usaha budidaya tebu. Selama ini petani tebu di semboro pada saat musim panen tiba hanya mensuplai hasil panennya ke Pabrik Gula kristal Putih. [1]
      Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dalam skema Iptek bagi Masyarakat (IbM) dengan Judul Teknologi Tepat Guna Untuk Memanfaatkan Limbah Kulit Biji Kopi Menjadi Sumber Energi Alternatif Bagi Masyarakat Desa Mulyorejo Kecamatan Silo Jember, telah berhasil dilaksanakan. Desa Mulyorejo berupa pegunungan dengan ketinggian ± 500 m dpl. Penduduk umumnya petani pemilik dan penggarap kebun kopi rakyat. Kecamatan Silo memiliki area tanaman kopi terluas di Kabupaten Jember mencapai 2.192,23 ha. Hingga saat ini, tiga dari lima dusun di Desa Mulyorejo belum memiliki listrik. Kondisi alam yang berbukit dan tidak mudah dicapai dengan kendaraan bermotor menyebabkan desa ini relatif terbelakang. Untuk memasak penduduk menggunakan kayu bakar dengan tungku tradisional yang kurang efisien. Dengan pertambahan penduduk maka kebutuhan kayu bakar akan meningkat sehingga dikhawatirkan penduduk akan menjarah hutan untuk mengambil kayu secara ilegal. Disisi lain banyak potensi sumber daya alam yang terbuang di desa tersebut., Salah satunya adalah limbah kulit biji kopi. Kulit biji kopi yang melimpah pada musim panen dapat digunakan sebagai bahan baku briket arang. Melalui kegiatan pengambdian kepada Masyarakat ini, teknologi pembuatan briket arang ditransferkan dengan pelatihan dan pendampingan. Kegiatan diawali dengan konsolidasi dan pendekatan pada tokoh masyarakat. Sosiologi dan Psikologi masyarakat desa telah dipelajari untuk memudahkan pelaksanaan seluruh kegiatan. Kemudian ditentukan khalayak sasaran utama kegiatan. Selanjutnya dilakukan pelatihan menggunakan pendekatan teori dan praktek. Penjelasan teori didukung oleh buku penuntun sederhana yang disusun oleh team. Buku penuntun lebih banyak berisi gambar dibanding tulisan, sehingga mudah digunakan oleh masyarakat desa. Pelatihan praktek melibatkan masyarakat secara langsung mencoba membuat briket. Secara periodik juga dilakukan pendampingan untuk melihat perkembangan pembuatan briket arang di masyarakat. Secara umum kegiatan berlangsung lancar sekalipun ada beberapa kendala yang dapat diatasi. Penerimaan masyarakat cukup bagus, antusiasme tinggi dan mereka dapat membuat briket arang sendiri. Diharapkan teknologi pembuatan briket arang ini dapat terus menyebar di masyarakat Desa Mulyorejo dan desa lain di sekitarnya [1]