Show simple item record

dc.contributor.authorFajar Kurniawan
dc.date.accessioned2013-12-24T05:03:01Z
dc.date.available2013-12-24T05:03:01Z
dc.date.issued2013-12-24
dc.identifier.nimNIM050110201094
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12329
dc.description.abstractNovela Adinda, Kulihat Beribu-Ribu Cahaya di Matamu karya Ayu Sutarto diteliti dari dua aspek, yaitu analisis struktural dan analisis humaniora. Analisis struktural meliputi judul, tema, penokohan dan perwatakan, konflik, dan latar. Analisis humaniora meliputi manusia dan cinta kasih, manusia dan harapan, manusia dan kegelisahan, manusia dan penderitaan. Analisis struktural dilakukan sebagai langkah awal sebelum melakukan analisis humaniora. Judul novela ”Adinda, Kulihat Beribu-Ribu Cahaya di Matamu” menunjukkan keadaan atau suasana cerita. Keadaan atau suasana cerita novela ”Adinda, Kulihat Beribu-Ribu Cahaya di Matamu” tidak selalu menyedihkan dan tidak selalu membahagiakan. Kesedihan dan kebahagiaan muncul secara bergantian. Setelah mengalami kesedihan yang dramatis, Lesmana akhirnya mendapatkan kebahagiaan. Tema mayor novela Adinda, Kulihat Beribu-Ribu Cahaya di Matamu adalah harapan dan ketulusan seseorang menimbulkan kekuatan dalam segala usaha mendapatkan cinta. Tema minor novela Adinda, Kulihat Beribu-Ribu Cahaya di Matamu terdiri atas: (1) setiap kematian menimbulkan kesedihan dan penderitaan batin, (2) sebuah sangsi dapat memberikan efek jera, (3) penyesalan selalu muncul belakangan. Tiga tema minor tersebut mendukung tema mayor. Tokoh utama novela Adinda, Kulihat Beribu-Ribu Cahaya di Matamu adalah Lesmana. Tokoh Lesmana memiliki watak datar atau flat character. Tokoh bawahan novela Adinda, Kulihat Beribu-Ribu Cahaya di Matamu antara lain, Adinda Larasati, Miras, Mayang, Ibu, Anjani, Widuri, Utari, Sailindri, Bapak dan Ibu Prakosa. Tokoh Adinda memiliki watak datar atau flat character, sedangkan Miras memiliki watak bulat atau round character. Keberadaan tokoh bawahan tersebut mendukung tokoh utama. Konflik fisik dalam novela Adinda, Kulihat Beribu-Ribu Cahaya di Matamu terjadi antara manusia dengan manusia. Konflik fisik terjadi antara Mayang dengan Wibisono dan Miras dengan seorang laki-laki. Kedua konflik fisik tersebut berupa pertengkaran dan perkelahian. Konflik batin novela Adinda, Kulihat Beribu-Ribu Cahaya di Matamu terjadi antara seseorang dengan kata hatinya. Konflik tersebut terjadi antara Lesmana dengan kata hatinya. Latar novela Adinda, Kulihat Beribu-Ribu Cahaya di Matamu terdiri atas latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat menunjuk pada Rembangan, Surabaya, dan Jogja. Latar waktu menunjuk pada pagi, siang, sore, dan tiga tahun, sedangkan Latar sosial novela Adinda, Kulihat Beribu-Ribu Cahaya di Matamu menunjuk pada latar belakang Lesmana dan latar belakang Mayang. Analisis humaniora novela Adinda, Kulihat Beribu-Ribu Cahaya di Matamu meliputi manusia dan cinta kasih, manusia dan harapan, manusia dan kegelisahan, dan manusia dan penderitaan. Manusia dan cinta kasih meliputi kasih sayang, kemesraan, dan belas kasihan. Kasih sayang diberikan oleh Lesmana kepada Miras dan Mayang; Adinda dan Mayang kepada Lesmana. Kemesraan dilakukan oleh Lesmana dengan Mayang dan Lesmana dengan Adinda. Belas kasihan dialami Lesmana kepada Miras. Manfaat yang diperoleh setelah menganalisis manusia dan cinta kasih yakni, kita diharapkan dapat menyampaikan rasa simpati dengan tulus, ikhlas, dan tanpa pamrih sehingga diperoleh suatu kebahagiaan. Manusia dan harapan meliputi harapan dan kepercayaan. Harapan dimiliki oleh Lesmana, Adinda, dan Miras. Kepercayaan dimiliki Lesmana kepada ibunya, Tuhan, dan dirinya sendiri. Manfaat yang diperoleh setelah menganalisis manusia dan harapan yaitu, setiap manusia harus memiliki harapan, kepercayaan, dan usaha dalam mewujudkan keinginan yang belum tercapai. Manusia dan kegelisahan meliputi kegelisahan, kesepian, dan ketidakpastian. Kegelisahan, kesepian, dan ketidakpastian dialami oleh Lesmana. Manfaat yang diperoleh setelah menganalisis manusia dan kegelisahan yaitu, setiap manusia harus selalu berusaha untuk keluar dari segala bentuk kegelisahan. Manusia dan penderitaan meliputi penderitaan dan rasa sakit. Penderitaan dialami oleh Lesmana dan Adinda. Rasa sakit dialami oleh Lesmana. Manfaat yang diperoleh setelah menganalisis manusia dan penderitaan yaitu: (1) setiap manusia diharapkan dapat saling menghormati dan saling menolong sehingga dapat mengurangi penderitaan orang lain, (2) setiap manusia harus mampu bertahan dari segala bentuk penderitaan. Novela Adinda, Kulihat Beribu-Ribu Cahaya di Matamu merupakan novela yang menghibur, bermanfaat, dan kaya akan nila-nilai humaniora sehingga dapat mempengaruhi pembaca untuk lebih manusiawi dalam menyikapi setiap permasalahan hidup.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries050110201094;
dc.subjectHUMANIORA NOVELA ADINDA, KULIHAT BERIBU-RIBU CAHAYA DI MATAMUen_US
dc.titleANALISIS HUMANIORA NOVELA ADINDA, KULIHAT BERIBU-RIBU CAHAYA DI MATAMU KARYA AYU SUTARTOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record