Show simple item record

dc.contributor.authorPhilin Utilitarianti
dc.date.accessioned2013-12-24T03:56:53Z
dc.date.available2013-12-24T03:56:53Z
dc.date.issued2013-12-24
dc.identifier.nimNIM050210191024
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12178
dc.description.abstractMatematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan formal, mulai dari pendidikan di sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika memegang peranan yang sangat penting dalam suatu proses pembelajaran karena matematika berfungsi sebagai sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir logisnya. Namun, di masyarakat khususnya siswa mayoritas berpendapat dan beranggapan bahwa matematika adalah bidang studi yang cukup sulit karena berhubungan dengan rumus dan angka. Sehingga siswa mendengarkan penjelasan guru jika diperhatikan, jika diberikan kesempatan bertanya mereka hanya diam, jika diberikan pertanyaan hanya beberapa siswa yang menaggapi, sedangkan yang lainnya hanya diam. Selain itu guru juga kurang memanfaatkan situasi nyata yang ada di sekitar siswa, sehingga siswa sulit memahami materi yang diberikan guru. Dilain pihak, kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar di sekolah-sekolah menengah masih relatif rendah. Rendahnya hasil belajar matematika ini disebabkan oleh tuntutan kurikulum yang lebih menekankan pada pencapaian target. Semua bahan harus selesai diajarkan dan bukan pemahaman siswa terhadap konsep matematika. Faktor lain yang cukup penting adalah bahwa keaktifan siswa terhadap pembelajaran di kelas selama ini dilakukan oleh guru melalui penyampaian informasi, sedangkan siswa hanya pasif mendengarkan dan menyalin. Guru biasanya member contoh soal dilanjutkan dengan member soal latihan yang sifatnya rutin dan kurang melatih daya nalar siswa. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa rendah dan siswa lebih berorientasi pada guru, sehingga mereka malas untuk memahami dan menemukan sendiri konsep dengan benar. Salah satu usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Pembelajaran ini merupakan suatu proses untuk mengkontruksi konsep-konsep matematika dan strategi penyelesaian suatu masalah dimana si pembelajar (siswa) harus aktif. Dan pembelajaran ini harus dikaitkan dengan realita dan merupakan aktifitas manusia, maka harus dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Pembelajaran dengan metode ini sangat diperlukan karena dengan menggunakan metode ini diharapkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sistim Persamaan Linier Dua Variabel bisa meningkat. Kelebihan dari pembelajaran ini adalah siswa lebih aktif dan lebih memahami materi karena guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selain mempunyai kelebihan, pembelajaran ini juga mempunyai kekurangan yaitu kurangnya waktu, karena pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lebih lama dari pembelajaran biasa. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Desain penelitian yang digunakan adalah adaptasi model skema Hopkins yaitu rancangan penelitian yang terdiri dari 4 fase meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Panarukan yang berjumlah 37 siswa. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode wawancara, metode tes dan metode dokumentasi. Pengambilan data dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Data yang diambil meliputi aktifitas siswa, aktifitas guru, dan hasil belajar siswa. Data-data tersebut akan dianalisis dan analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian pada siklus I, aktivitas siswa belum maksimal, hasil tes siklus I belum tuntas dan efektifitas pembelajaran sudah cukup efektif. Dengan efektifitas pembelajaran sebesar 60,47% dan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada tes akhir yaitu 56,76%. Pada pertemuan selanjutnya diadakan pembenahan RPP dan manajemen kelas, hal ini diharapkan setelah siklus kedua berlangsung nilai tes akhir siswa dapat meningkat, menjadi sudah tuntas, begitu juga dengan aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta efektifitas guru dalam pembelajarannya. Berdasarkan analisis terhadap tes akhir siklus II, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dan pembelajaran Sistim Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) sudah tuntas. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada tes akhir siklus II yaitu 89,19%, dengan efektifitas pembelajaran sebesar 62,84 %. Keaktifan siswa pada siklus II meningkat disbanding siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa Pembelajaran Matematika Realisti Indonesia (PMRI) mampu meningkatkan aktifitas siswa dan guru serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Panarukan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries050210191024;
dc.subjectPembelajaran Matematika Realistik Indonesiaen_US
dc.titleMeningkatkan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Panarukan Kabupaten Situbondo Semester Gasal Tahun Pelajaran 2010-2011en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record