Show simple item record

dc.contributor.authorA. Mario Eri S
dc.date.accessioned2013-12-24T03:44:07Z
dc.date.available2013-12-24T03:44:07Z
dc.date.issued2013-12-24
dc.identifier.nimNIM102010101096
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12144
dc.description.abstractFraktur Humerus merupakan fraktur yang sering terjadi. Bahkan fraktur humerus proksimal merupakan fraktur ketiga tersering. Secara presentase, fraktur diafisis humerus mencapai 1,2% dari semua kasus fraktur. Kasus fraktur diafisis humerus dapat ditangani secara operatif maupun konservatif. Komplikasi lanjutan yang dapat terjadi tergantung pilihan terapi apa yang dipilih. Komplikasi lanjutan yang sering adalah malunion. Beberapa penelitian menilai mana terapi yang lebih efektif untuk fraktur batang humerus. Annie Hayashi pada Desember 2009 mengatakan bahwa tindakan operatif dapat memberikan hasil yang mungkin lebih baik dibanding non operatif. Sedangkan Muzahim tahun 2011 mengatakan bahwa tindakan non operatif memiliki kemungkinan komplikasi yang lebih kecil dibandin operatif. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui perbandingan komplikasi malunion pada pasien fraktur humerus yang diterapi secara operatif dan non operatif. Sedangkan tujuan khusus penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan pemendekan, angulasi, serta rotaasional pada pasien fraktur humerus pasca terapi operatif dan non operatif. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan menggunakan metode sampel jenuh. Jumlah sampel yang digunakan 38 orang untuk kelompok operatif dan 53 orang untuk kelompok non operatif. Penjaringan sampel menggunakan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Penelitian dilakukan di masing – masing domisili sampel. Analisis data menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS dengan menggunakan Saphiro-Wilk Test, Independent t-Test, Chi-Square Test dan Mann-whitney Test. i Pada penelitian ini didapatkan sampel sebanyak 32 orang yaitu 15 orang dari kelompok operatif dan 17 orang dari kelompok non operatif. Dari uji statistik data pemendekan didapatkan hasil yang signifikan (p = 0,029). Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara terapi operatif dan non operatif. Pada hasil uji statistik data rotasi interna didapatkan hasil yang signifikan (p = 0,049 ). Hal ini menunjukan terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara terapi operatif dan non operatif. Pada hasil uji statistik data rotasi eksterna didapatkan hasil yang signifikan (p = 0,006). Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan kemampuan rotasi eksterna pasien dari sampel kelompok operatif dan non operatif. Sedangkan dari penilaian angulasi juga mendapatkan hasil yang signifikan (p = 0,045). Hal ini menunjukan terdapat perbandingan angulasi yang signifikan antara kelompok pasien dengan terapi operatif dan non operatif. Dari analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pemendekan, rotasi interna, rotasi eksterna, dan penilaian angulasi memiliki perbedaan signifikan antara kelompok operatif dan non operatif.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries102010101096;
dc.subjectKomplikasi Malunionen_US
dc.titlePERBANDINGAN KOMPLIKASI MALUNION PADA PASIEN FRAKTUR HUMERUS PASCA TERAPI OPERATIF DAN NON OPERATIF DI RS BINA SEHAT KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record