Show simple item record

dc.contributor.authorMetri Setyorini
dc.date.accessioned2013-12-24T02:16:54Z
dc.date.available2013-12-24T02:16:54Z
dc.date.issued2013-12-24
dc.identifier.nimNIM050210302310
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11876
dc.description.abstractGereja Katolik Santo Yusup adalah tempat ibadah umat Katolik yang terletak di Jalan Kartini 26 Jember, Kabupaten Jember. Rumusan permasalahan penelitian ini adalah bagaimana latar belakang berdirinya Gereja Katolik Santo Yusup Jember dan bagaimana perkembangan, kesinambungan dan perubahan sosial yang terjadi di Gereja Katolik Santo Yusup Jember dari tahun 1927-2008. Tujuan dan manfaat dari penelitian ini dapat mengaplikasikan semua rumusan masalah dan memberi manfaat bagi ilmu pengetahuan, masyarakat luas dan pemerintah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah dengan pendekatan sosiologi agama dengan teori konflik dan teori simbolisme. Pada awal abad 20 banyak orang Belanda yang menetap di Jember, karena Jember menjadi pusat kegiatan untuk mengembangkan usaha perekonomian orang Belanda, terutama pengusaha tembakau. Orang-orang Belanda yang menetap di Jember sebagian besar menganut agama Kristen dan Katolik. Banyaknya orang Belanda yang bermukim dan mengembangkan usaha di Jember, menyebabkan mereka membutuhkan berbagai sarana tambahan atau pelengkap yang mendukung kepentingannya, termasuk sarana untuk beribadah. Pada tahun 1927, dibangunlah Gereja Katolik Santo Yusup Jember, sebagai sarana peribadatan untuk umat Katolik yang berada di Jember. Dalam kurun waktu 82 tahun, Gereja Katolik Santo Yusup Jember mengalami pasang surut. Bangunan Gereja Katolik Santo Yusup Jember pernah mengalami kerusakan yang cukup parah pada masa pemerintahan Jepang, karena bangunan gereja digunakan sebagai markas perang tentara Jepang. Perkembangan Gereja Katolik Santo Yusup Jember sejak awal berdiri, tahun 1927 hingga tahun 2008 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, terutama setelah kemerdekaan Indonesia. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari bentuk bangunan, umat yang datang, aktivitas keagamaan hingga kegiatan sosial. Dalam melaksanakan pelayanan cinta kasih, Gereja Katolik Santo Yusup tidak pernah membeda-bedakan agama, suku maupun ras. Pelayanan cinta kasih dituangkan dalam pendirian lembaga sosial seperti sekolah dan rumah sakit yang untuk semua umat manusia. Berdasarkan analisis hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Gereja Katolik Santo Yusup Jember tetap mampu berdiri kokoh meskipun pernah mengalami hambatan, terutama pada masa penjajahan Jepang. Gereja Katolik Santo Yusup Jember ini juga mempunyai keunikan, yaitu Gereja ini didirikan di dalam komunitas orang muslim yang ditandai letaknya berdekatan dengan masjid. Akan tetapi, perbedaan adat, budaya dan agama yang mereka miliki dapat menimbulkan toleransi keagamaan dan keragaman sosial budaya masyarakat Jember.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries050210302310;
dc.subjectDINAMIKA GEREJA KATOLIKen_US
dc.titleDINAMIKA GEREJA KATOLIK SANTO YUSUP JEMBER 1927-2008en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record