Show simple item record

dc.contributor.advisorWIMBANINGRUM, Retno
dc.contributor.advisorSETIAWAN, Rendy
dc.contributor.authorABDILAH, Moch. Kharisson
dc.date.accessioned2020-12-14T06:48:36Z
dc.date.available2020-12-14T06:48:36Z
dc.date.issued2020-01-28
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/102619
dc.description.abstractSungai (S) Bedadung merupakan salah satu sungai besar di Kabupaten Jember yang airnya berasal dari bagian tengah Pegunungan Iyang (Pemkab. Jember, 2015). Seperti pada umumnya sungai, hulu S. Bedadung juga melewati lahan dengan peruntukan yang bervariasi. Setiap tipe penggunaan lahan di sekitar sungai memiliki keanekaragamaan vegetasi yang bervariasi sehingga jumlah materi yang masuk ke dalam sungai juga berbeda-beda. Penggunaan lahan yang bervariasi diduga berpengaruh terhadap kualitas air sungai. Penelitan ini bertujuan untuk menentukan kualitas tipe penggunaan lahan di sekitar hulu S. Bedadung berdasarkan nilai Environmental Services Index (ESI), menentukan kualitas biologi air hulu S. Bedadung berdasarkan nilai EPT-BI, dan menentukan hubungan antara kualitas tipe penggunaan lahan di sekitar hulu S. Bedadung dengan kualitas air hulu S. Bedadung berdasarkan nilai indeks EPT-BI. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di hulu S. Bedadung yang terdapat di Desa Sucopangepok, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember. Identifikasi spesimen Ephemeroptera, Plecoptera dan Trichoptera serta analisis data dilakukan di Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi FMIPA UNEJ dengan bimbingan Dr. Dra. Retno Wimbaningrum, M.Si. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2019 – Januari 2020. Lokasi penelitian terdiri atas empat stasiun penelitian. Penggunaan lahan di sisi kiri dan kanan stasiun 1 didominasi oleh hutan riparian, stasiun 2 didominasi oleh perkebunan kopi, stasiun 3 didominasi oleh persawahan dan stasiun 4 meliputi pemukiman dan ladang. Setiap stasiun penelitian dibagi menjadi empat substasiun. Jarak antara stasiun penelitian satu dengan stasiun penelitian lain berbeda-beda. Hulu S. Bedadung melewati hutan, perkebunan, persawahan dan pemukiman. Masing-masing tipe penggunaan lahan tersebut memiliki kualitas viii yang berbeda-beda. Kualitas masing-masing tipe penggunaan lahan dapat ditentukan oleh nilai indeks jasa lingkungan (environmental services index, ESI) yang nilainya diperoleh dari penjumlahan nilai indeks keanekaragaman jenis tumbuhan (biodiversity index, BI) dan cadangan karbon yang tersimpan di dalam jaringan tumbuhan (carbon sequestration index, CSI). Tipe penggunaan lahan di sekitar sungai dapat berpengaruh terhadap kualitas air sungai. Salah satu alternatif yang efisien dalam menentukan kualitas air sungai adalah dengan menggunakan parameter biologi yaitu makroinvertebrata bentos Ephemeroptera, Plecoptera, dan Tricoptera (EPT). Sungai di stasiun 1 berada di dalam hutan yang luasnya relatif sempit sehingga lebih tepat jika disebut sebagai hutan riparian. Hutan riparian ditumbuhi vegetasi pohon, semak dan herba secara alami dengan jenis yang heterogen. Stasiun 2 merupakan sungai yang melewati perkebunan kopi yang cukup luas. Selain tanaman kopi, di perkebunan ini juga ditemukan tumbuh jenis pohon yang lain seperti durian, sengon dan mahoni dengan kelimpahan yang lebih rendah daripada tanaman kopi. Stasiun 3 merupakan bagian dari hulu S. Bedadung yang melewati lahan persawahan. Lahan di sekitar sungai berupa sawah. Selain tanaman padi, di beberapa riparian sungai dan pematang sawah ditumbuhi tanaman lain seperti bambu, sengon, turi, dan lain-lain. Stasiun 4 merupakan bagian dari hulu S. Bedadung yang melewati pemukiman dan ladang. Ladang di sekitar sungai ditumbuhi berbagai jenis tanaman seperti jagung, lombok, Kondisi ini vegetasi yang demikian tidak banyak membantu mencegah materi masuk ke dalam sungai. Berdasarkan hasil penelitian, kualitas lahan terbaik adalah lahan hutan pada stasiun 1 dengan nilai ESI yang tinggi yaitu 1,32. Nilai ESI pada stasiun 2, 3, dan 4 mengalami penurunan sehingga menunjukkan kualitas lahan pada stasiun tersebut memburuk. Kualitas biologi air sungai pada stasiun 1 yaitu tidak tercemar dengan nilai EPT-BI 3,62. Stasiun 2, 3, dan 4 memiliki nilai EPT-BI diatas 3,75, sehingga menunjukkan bahwa air sungai pada stasiun tersebut tercemar sedang. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa antara tipe penggunaan lahan dengan kualitas air sungai berhubungan nyata.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBERen_US
dc.subjectHubungan antara Tipe Penggunaan Lahan dengan Kualitas Air Hulu Sungai Bedadung Kabupaten Jember Berdasarkan Indeks Biotik Ephemeroptera Plecoptera dan Tricopteraen_US
dc.titleHubungan Antara Tipe Penggunaan Lahan Dengan Kualitas Air Hulu Sungai Bedadung Kabupaten Jember Berdasarkan Indeks Biotik Ephemeroptera Plecoptera Dan Tricopteraen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiBIOLOGI


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record