Show simple item record

dc.contributor.advisorAGUSTINA, Dini
dc.contributor.advisorSUTEJO, Ika Rahmawati
dc.contributor.authorSAFFANAH, Nurul Indah
dc.date.accessioned2020-11-20T01:52:49Z
dc.date.available2020-11-20T01:52:49Z
dc.date.issued2020-04-29
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/102067
dc.description.abstractInfeksi luka operasi (ILO) didefinisikan sebagai kontaminasi mikroba dari luka operasi dalam 30 hari pasca operasi atau dalam 1 tahun setelah operasi implan pada pasien. Infeksi luka operasi menjadi salah satu infeksi nosokomial tersering selain pneumonia, infeksi saluran kemih, dan bakterimia. Insidensi infeksi luka operasi pada pasien kasus bedah ortopedi lebih banyak daripada kasus bedah lain. Tingkat insidensi infeksi luka operasi yang terjadi dalam kasus bedah ortopedi sampai 71%. Pasien bedah ortopedi dengan infeksi luka operasi mengalami peningkatan lama waktu menginap sekitar dua kali lipat dari lama waktu rawat inap pada umumnya, biaya kesehatan meningkat hingga 300%, dan mengalami keterbatasan fisik akibat infeksi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan data sekunder dari RSD dr. Soebandi. Data yang didapat adalah nama pasien, usia, jenis kelamin, ruang perawatan, bakteri penyebab infeksi luka operasi pasca bedah ortopedi, dan hasil sensitivitas antibiotik. Sampel dipilih dengan metode Total sampling dari bulan Januari – Desember 2019 dengan memperhatikan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Sampel yang didapatkan sebanyak 33 pasien. Dari keseluruhan pasien tersebut 25 diantaranya berjenis kelamin laki-laki (75,7%) dan sisanya berjenis kelamin perempuan (24,3%). Sampel didominasi oleh pasien yang berada pada interval usia 26 – 45 tahun (45,5%). Ruang perawatan sebagai tempat pengambilan spesimen pus berada di ruang Poli Bedah Ortopedi (48,4%) dan ruang Seruni (51,6%). Isolat hasil kultur ditemukan sebanyak 34 isolat dengan 25 isolat positif terdapat pertumbuhan bakteri dan 9 lainnya negatif pertumbuhan bakteri. Isolat positif bakteri tersebut terdiri atas 22 isolat bakteri Gram negatif (88%) dan tiga bakteri Gram positif (12%). Bakteri Gram negatif didominasi oleh E. coli (20%), P. pneumotropica (12%), P. aeruginosa (12%), dan Pantoea spp. (8%), sementara bakteri Gram positif yaitu S. epidermidis, S. aureus, dan S. warneri yang masing masing ditemukan satu isolat saja (4%). Antibiotik yang direkomendasikan paling sensitif dalam penelitian ini harus diujikan pada minimal setengah jumlah isolat bakteri. Antibiotik yang memiliki sensitivitas tinggi untuk bakteri Gram negatif adalah Meropenem (93%) Chloramphenicol (71%), Piperacillin-tozobactam (64%), dan Tobramycin (58%).. Antibiotik yang resisten adalah Cefotaxime. Sementara untuk bakteri Gram positif antibiotik yang sensitif adalah Doxycycline (100%) dan Trimethoprim sulfamethoxazole (100%), sedangkan resisten terhadap Cefoxitin, Vancomycin, Erythromycin, dan Penicillin.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Universitas Jember 2020en_US
dc.relation.ispartofseries162010101046;
dc.subjectkontaminasi mikrobaen_US
dc.subjectinfeksi luka operasien_US
dc.titleAntibiogram Kasus Infeksi Luka Operasi Pasca Bedah Ortopedi Rsd Dr. Soebandi Kabupaten Jember Periode Januari–Desember 2019en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi0101010


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record