Show simple item record

dc.contributor.advisorSOFIANA, Kristianningrum Dian
dc.contributor.advisorHERMANSYAH, Bagus
dc.contributor.authorLUQMANI, Muhammad Ryznar Faisal Nur
dc.date.accessioned2020-11-20T01:45:09Z
dc.date.available2020-11-20T01:45:09Z
dc.date.issued2020-03-16
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/102066
dc.description.abstractDiabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak dialami oleh penduduk di dunia. Penyakit DM menempati urutan ke-4 penyebab kematian di negara berkembang. Data dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2017 menunjukkan bahwa Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-6 dunia jumlah penderita diabetes terbesar, yaitu sebanyak 10,3 juta jiwa. Menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes tahun 2014 Provinsi Jawa Timur memiliki penderita diabetes sebesar 2,5% dari total penduduk. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Jember tahun 2013 menunjukan jumlah penderita DM sebanyak 10.330 jiwa. Sedangkan data dari Puskesmas Kasiyan dan Puger Kabupaten Jember tahun 2018 menunjukkan penderita diabetes di kedua kawasan tersebut sebanyak 507 jiwa, 47 orang penderita berada di Desa Mlokorejo yang merupakan jumlah terbanyak di wilayah tersebut. Bahan beracun merupakan salah satu penyebab DM. Penggunaan bahan beracun khususnya pestisida diketahui menjadi penyebab timbulnya penyakit diabetes mellitus. Indonesia sebagai negara agraris dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian sangat bertumpu pada pestisida untuk melindungi tanaman dari hama atau penyakit. Penggunaan pestisida tidak hanya menimbulkan keuntungan tetapi juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Bahan kimia di dalam pestisida berpotensi menimbulkan keracunan karena tidak memiliki efek toksisitas spesifik sehingga memengaruhi organisme target maupun nontarget seperti manusia dan ekosistem secara keseluruhan. Penggunaan pestisida organofosfat oleh pekerja pertanian dapat menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang, salah satunya yakni peningkatan kadar glukosa darah. Mekanisme pestisida organofosfat memicu kenaikan kadar glukosa terutama diakibatkan rangsangan parasimpatis terus-menerus pada sel β pankreas oleh asetilkolin, sehingga terjadi produksi insulin terus-menerus yang berujung pada resistensi terhadap hormon tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian observasional-analitik dengan desain studi cross-sectional. Penelitian dilakukan di Desa Mlokorejo Kecamatan Puger Kabupaten Jember dan Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Populasi penelitian ini adalah petani di Desa Mlokorejo Kabupaten Jember. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling. Penelitian ini melibatkan 30 sampel petani di Desa Mlokorejo yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan data didapatkan dari pengukuran kadar glukosa darah sewaktu, aktivitas kolinesterase diukur di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Jember dan data karakteristik umum sampel yang diperoleh melalui wawancara. Hasil penelitian dianalisis dengan uji korelasi Spearman dengan p=0,05. Pada hasil pemeriksaan aktivitas kolinesterase didapatkan bahwa seluruh sampel memiliki aktivitas enzim kolinesterase di atas nilai normal. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu didapatkan Sampel dengan kadar yang normal berjumlah 28 sampel, sedangkan sampel dengan kadar tidak normal berjumlah 2 sampel. Berdasarkan analisis data yang diperoleh, tidak terdapat hubungan bermakna antara aktivitas kolinesterase dan kadar glukosa darahen_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Universitas Jember 2020en_US
dc.relation.ispartofseries162010101036;
dc.subjectolinesteraseen_US
dc.subjectkadar glukosa darahen_US
dc.subjectpestisidaen_US
dc.subjectdiabetes mellitusen_US
dc.titleHubungan Aktivitas Kolinesterase Dengan Kadar Glukosa Darah Akibat Paparan Pestisida Pada Petani DI Desa Mlokorejoen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi0101010


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record