Show simple item record

dc.contributor.advisorRASNI, Hanny
dc.contributor.advisorAINI, Latifa
dc.contributor.authorWIJAYA, Ari
dc.date.accessioned2020-11-11T04:39:24Z
dc.date.available2020-11-11T04:39:24Z
dc.date.issued2020-06
dc.identifier.nimNIM162310101276
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/101859
dc.description.abstractPetani merupakan salah satu pekerjaan yang rentan mengalami masalah kesehatan akibat kerja salah satunya hipertensi. Hipertensi dapat dikaitkan dengan proses penuaan, keturunan, pola makan yang kurang baik, kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, stress, kelelahan, kurang olahraga dan obesitas. Kelelahan yang terjadi berulang-ulang dan secara berkelanjutan akibat bekerja akan menyebabkan masalah pada kesehatan seseorang seperti terjadinya peningkatan tekanan darah (Useche dkk., 2019). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kelelahan kerja dengan kejadian hipertensi pada petani di Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Desain dalam penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pengumpulan data kuantitatif melalui pendekatan studi cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan cara stratified random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 248 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kelelahan kerja yaitu Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI) dan alat sphygmomanometer digital yang dilakukan bulan Januari hingga Februari 2020. Uji etik penelitian No. 732/UN25.8/KEPK/DL/2019. Analisa data menggunakan uji Chi-Square dengan α < 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa paling banyak petani mengalami tingkat kelelahan sedang (60,9%) dan petani mengalami kejadian pre hipertensi sistole (39,1%) dan pre hipertensi diastole (51,2%). Hasil analisa menggunakan chi-square didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara kelelahan kerja dengan kejadian hipertensi sistole (x 2 = 86,938; p value = <0,001) dan kejadian hipertensi diastole (x 2= 20,964; p value = <0,001) pada petani di Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Kelelahan yang dirasakan petani terjadi dikarenakan petani bekerja lebih dari 7 jam (29,4%) dan istirahat kurang dari 30 menit (51,2%). Waktu kerja yang berlebihan dapat mempengaruhi kondisi fisik dari petani yaitu kelelahan yang dirasakan semakin tinggi. Sehingga, menyebabkan petani mengalami kelelahan setelah bekerja yang dapat meningkatkan tekanan darah sistole maupun diastole petani. Oleh karena itu, perlu adanya pengendalian faktor-faktor yang dapat menyebabkan kelelahan kerja sebagai upaya manajemen tekanan darah sehingga tekanan darah petani dapat terkontrol. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kelelahan kerja berhubungan dengan kejadian hipertensi pada petani. Oleh karena itu, perawat dapat berperan sebagai konselor, edukator dan care provider dalam memberikan informasi, melakukan screening, dan tindakan pencegahan secara teratur terhadap tingkat kelelahan yang dirasakan petani dan tekanan darah petani dapat terkontrol dengan baik sehingga angka dari kejadian hipertensi dapat berkurangen_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Keperawatanen_US
dc.subjectKELELAHAN KERJAen_US
dc.subjectHIPERTENSIen_US
dc.subjectKESEHATAN PETANIen_US
dc.titleHubungan Kelelahan Kerja dengan Kejadian Hipertensi pada Petani di Kecamatan Panti Kabupaten Jemberen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiIlmu Keperawatan
dc.identifier.kodeprodi2310101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record