Show simple item record

dc.contributor.advisorSumarno
dc.contributor.advisorSumarjono
dc.contributor.authorHAKIM, Erfin Abdul
dc.date.accessioned2020-08-22T22:52:06Z
dc.date.available2020-08-22T22:52:06Z
dc.date.issued2019-05-27
dc.identifier.nimNIM 130210302009
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/100598
dc.description.abstractKentrung merupakan salah satu kebudayaan yang termasuk dalam bentuk kesenian tutur lisan (berpantun) dengan diiringi alat musik terbang (rebana) yang ditabuh/dipukul. Kesenian kentrung di Bondowoso bermula memiliki nama Trio Nur karena merupakan kependekan dari tiga seniman yang namanya diawali dengan sebutan Nur yaitu Nur Subakti, Nur Kacung, dan Nur Hati. Kesenian kentrung Trio Nur mulai terancam punah karena tidak ada yang meneruskan hingga generasi setelah Trio Nur, Rupanya keterampilan tiga seniman itu tumbuh dari bakat dan sulit diwariskan kepada yang lebih muda. Hingga pada akhirnya Junaidi yang sekarang sebagai Ketua dari Group Apresiasi Seni (GAS) Bondowoso prihatin akan kondisi kesenian kentrung yang terancam punah karena tidak ada yang mau meneruskan, agar kesenian kentrung tidak punah Junaidi berinisiatif untuk melestarikannya. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana perkembangan kesenian local yang terus berkembang sampai saat ini yang telah dipaparkan dalam rumusan masalah Bab I antara lain : (1). latar belakang berdirinya Group Apresiasi Seni Bondowoso. (2). Perkembangan Kesenian Kentrung Group Apresiasi Seni Bondowoso tahun 1995-2017. Group apresiasi seni (GAS) Bondowoso terbentuk dari suatu kegiatan kepramukaan yang pada awal berdirinya hanya terfokus pada kegiatan sastra, seperti pembacaan puisi, drama dan lawak yang sering tampil di acara persami dan kegiatan-kegiatan pramuka lainnya. Group apresiasi seni Bondowoso dibentuk oleh 4 orang yaitu Kak Joko, Kak Erli, Kak Wahyu, dan Kak Yatno yang berinisiatif untuk membentuk suatu sanggar seni dengan harapan dapat menjadi wadah yang mampu menampung kreatifitas seni dari para generasi muda atau seniman. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 10 November 1978 bertepatan dengan hari pahlawan yang menjadikan gas Bondowoso sebagai organisasi seni tertua di Bondowoso dan terus berkembang hingga saat ini. perkembangan kesenian kentrung Gas Bondowoso yang awalnya hanya dilakukan oleh Junaidi pada saat pertama kali mempelajari kesenian kentrung dan instrumen yang digunakan saat itu hanyalah menggunakan rebana satu jenis saja, hingga pada saat ini kesenian kentrung di Bondowoso telah berkembang pesat mulai dari pemain yang sekarang bisa mengunakan 4 pemain dalam sekali tampil bahkan lebih disaat acara tertentu yang menggunakan banyak pemain, instrumen musik yang digunakan yang pada awalnya hanya menggunakan 1 jenis terbhang atau rebana sekarang telah berkembang menjadi 3 jenis terbhang atau rebana yaitu terbhang jidur, terbhang pethot, dan terbhang kendang serta syair-syair pantun yang digunakan saat ini mengikuti tema acara yang sendang dilaksanakan.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikanen_US
dc.subjectKesenian Kentrungen_US
dc.subjectGroup Apresiasi Seni (GAS)en_US
dc.titleKesenian Kentrung Group Apresiasi Seni (GAS) Bondowoso tahun 1995-2017en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiPendidikan Sejarah
dc.identifier.kodeprodi0210302


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record