LRR-KKP3N
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/953
Laporan Hasil Penelitian KKP3N2024-03-28T16:18:13ZOPTIMALISASI PERANAN MIKORIZA Glomus spp. DALAM MENGENDALIKAN NEMATODA Pratylenchus coffeae (>80%) DAN MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P TANAH PADA TANAMAN KOPI DENGAN PENAMBAHAN MYCORRHIZA HELPER BACTERIA
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/79236
OPTIMALISASI PERANAN MIKORIZA Glomus spp. DALAM MENGENDALIKAN NEMATODA Pratylenchus coffeae (>80%) DAN MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P TANAH PADA TANAMAN KOPI DENGAN PENAMBAHAN MYCORRHIZA HELPER BACTERIA
Asyiah, I.N; Hindersah, R; Mudakir, I; Fitriatin, BN; Amaria, W
Penelitian ini bertujuan untuk 1) reformulasi dan scale up inokulan cair MHB sehingga siap diproduksi dalam skala besar, 2) scale up produksi spora mikoriza Glomus spp dengan penambahan formula cair MHB 108 sehingga siap diproduksi dalam skala besar, 3) menguji agen hayati hasil reformulasi baik inokulan tunggal maupun konsorsium terhadap populasi P. coffeae, pertumbuhan benih kopi arabika dan kandungan P tanah, dan 4) memproses pengajuan HaKI. Reformulasi dan scaling up inokulan cair MHB dengan media basal molase 2%, scaling up produksi spora mikoriza Glomus spp. dalam media zeolit dengan penambahan inokulan cair MHB dengan perbandingan volume P. diminuta: B. subtilis 2:3 dan kerapatan sel 108. Uji hayati dilakukan terhadap inokulan cair MHB hasil reformulasi dengan rancangan acak kelompok, pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan tanaman, derajat infeksi mikoriza, kandungan P jaringan dan tanah, , serta populasi nematoda dalam tanah dan akar. Hasil penelitian tahun ketiga menunjukkan bahwa : media pembiakan massal terbaik untuk B. subtilis adalah kompisisi molase 2%, NH4Cl 0,05 %, dan KH2PO4 0,1 %, sedangkan untuk P. diminuta adalah komposisi molase 1%, 0,1 %, dan KH2PO4 0,1 %; konsorsium P. diminuta : B. subtillus yang digunakan untuk pembuatan formula cair adalah perbandingan 2:3; hasil scale up mikoriza yang diperkaya dengan MHB menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam 10 cm x10 cm; perlakuan terbaik dalam uji hayati adalah perlakuan G. agregatum + MHB 109; penurunan P. coffeae mencapai 70,79% sedangkan peningkatan unsur P total mencapai 57,287 % pada tanah dan 61,909 % pada jaringan; pengamatan pada mikoriza hasil penelitian tahun kedua dengan usia simpan 10 bulan menunjukkan bahwa derajat infeksi pada tanaman jagung mencapai 80,4 % dengan kandungan E.colli dan Salmonella hanya 101 cfu/ml
Fakultas KIP
Universitas Jember
Jl. Kalimantan 37 Jember
2017-02-02T00:00:00ZEstablishment Of Efficient Anther Culture Techniques (For Haploid Breeding) Suitable To Indonesian Rice
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/63143
Establishment Of Efficient Anther Culture Techniques (For Haploid Breeding) Suitable To Indonesian Rice
Slameto; Didik Pudji Restanto; Halimatus Sa’diyah
Salah satu objek penelitian yang dapat dikembangkan adalah kultur antera. Regenerasi tanaman berasal dari kultur antera memainkan peran penting dalam mendukung program pemuliaan tanaman padi, terutama tanaman padi hibrida. Secara teknis kultur antera telah dilakukan di Indonesia, namun keberhasilan memperoleh populasi galur haploid ganda yang diinginkan masih perlu ditingkatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari induksi kalus dan regenerasi tanaman, dan untuk mengevaluasi efisiensi regenerasi tanaman. Tujuan spesifik dari program adalah: untuk mengoptimalkan faktor-faktor yang mempengaruhi kultur antera, penyusunan komposisi media cocok dan kultur antera untuk padi Indonesia, membangun protokol umum pemuliaan haploid melalui budaya antera padi.
Tahun pertama, genotipe donor tanaman, tahap perkembangan microspore, durasi pre-Treatment dan kondisi fisiologis yang dingin selama kultur antera akan diamati. Skrining varietas berdasarkan hasil kultur antera dan evaluasinya akan dilakukan terhadap induksi kalus dan efisiensi regenerasi tanaman 30 germplasms padi dengan berbagai ecotype seperti japonica, indica dan japonica javanica tropis germplasms. Antera belum tumbuh membentuk induksi kalus. Oleh karena itu antera yang dikulturkan masih dalam kondisi segar setelah 20 hari pada medium. Beberapa antera mengalami browning-kecoklatan. Pengamtan setelah 20 hari menunjukkan bahwa belum ada induksi kalus dan jumlah antera kecoklatan meningkat. Oleh karena itu beberapa penanaman menunjukkan kontaminasi oleh organisme mikro.
Kultur antera telah dilakukan untuk 30 jenis/kultivar padi. Kultivar yang telah ditanami termasuk indica dan japonica varietas padi, namun, yang paling banyak adalah kelompok japonica. Hasil inkubasi kultur antera dalam ruangan yang gelap dengan suhu 25oC menunjukkan induksi dan pertumbuhan kalus.
Kata kunci: Kultur antera, padi, malai padi, media N6, cold pretreatment
Info lebih lanjut hub:
Lembaga Penelitian Universitas Jember
Jl. Kalimantan No.37 Telp. 0331-339385 Fax. 0331-337818 Jember
Haris (085336003333)
2015-08-24T00:00:00ZOPTIMALISASI PERANAN MIKORIZA DALAM MENGENDALIKAN NEMATODA Pratylenchus coffeae (>80%) DAN MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P TANAH PADA TANAMAN KOPI DENGAN PENAMBAHAN Mycorrhiza Helper Bacteria (MHB) DAN Phosphate Solubilizing Bacteria (PSB)
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/63140
OPTIMALISASI PERANAN MIKORIZA DALAM MENGENDALIKAN NEMATODA Pratylenchus coffeae (>80%) DAN MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P TANAH PADA TANAMAN KOPI DENGAN PENAMBAHAN Mycorrhiza Helper Bacteria (MHB) DAN Phosphate Solubilizing Bacteria (PSB)
Iis Nur Asyiah; Rita Harni; Soekadar Wiryadiputra
Penelitian ini bertujuan untuk 1) menguji kemampuan kombinasi beberapa jenis mikoriza, Mycorrhiza Helper Bacteria (MHB) dan Phosphate Solubilizing Bacteria (PSB) dalam mengendalikan Pratylenchus coffeae sekaligus meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman kopi robusta dan arabika pada berbagai tingkat pemupukan P, dan 2) memformulasi dan menguji dua kombinasi mikoriza, MHB dan PSB yang dapat mengendalikan P. coffeae sekaligus meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman kopi robusta dan arabika pada berbagai tingkat pemupukan P.
Tahapan penelitian meliputi uji kombinasi beberapa jenis mikoriza, MHB dan PSB (modifikasi metode Gamalero et al., 2004) pada tahun I, formulasi mikoriza, MHB dan PSB (modifikasi metode Giomaro et al., 2004) pada tahun II dan optimalisasi formula (modifikasi metode Adholeya et al., 2004) pada berbagai tingkat pemupukan P pada tahun III. Parameter pengamatan utama adalah populasi P. coffeae, pertumbuhan tanaman kopi dan kandungan P pada tanah dan jaringan. Untuk mengetahui mode of action dari agensia hayati dilakukan pengukuran kandungan asam salisilat (metode Blilou et al.,1999 dan Rasmussen et al., 1991) dan asam jasmonat (metode Forcat et al., 2008)
Hasil penelitian tahun pertama menunjukkan bahwa pemberian Mikoriza Glomus spp. mampu meningkatkan pertumbuhan bibit kopi arabika lebih baik dibandingkan perlakuan Gigaspora spp. Pemberian Glomus spp. meningkatkan kandungan P tersedia tanah sampai 36% dan menurunkan populasi P. coffeae total sampai 82%. Pemberian MHB baik itu P. diminuta maupun B. subtilis mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman kopi arabika dan menurunkan populasi P. coffeae sampai 70% (B. subtilis 1x 108 cfu/ml). Pemberian PSB berupa P.mallei mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman kopi arabika tetapi tidak mampu menurunkan populasi nematoda P. coffeae. Inokulasi ganda mikoriza Glomus spp. dan MHB, baik P. diminuta maupun B. subtilis mampu menurunkan populasi nematoda sampai 90% dibanding kontrol. Dibanding dengan perlakuan tunggal, inokulasi ganda lebih baik 17%. Berdasarkan hasil penelitian tahun pertama, inokulasi ganda MHB dan Glomus spp. adalah cara yang efektif dalam menurunkan populasi P. coffeae.
Kata kunci : Pratylenchus coffeae, Mycorrhiza Helper Bacteria (MHB), Phosphate Solubilizing Bacteria (PSB), mikoriza
Info lebih lanjut hub:
Lembaga Penelitian Universitas Jember
Jl. Kalimantan No.37 Telp. 0331-339385 Fax. 0331-337818 Jember
Haris (085336003333)
2015-08-24T00:00:00Z