MT-Sciences of Health
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/85972
Koleksi Tesis Ilmu Kesehatan2024-03-29T11:39:59ZEvaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) Minerba dan Tingkat Kematangan Budaya K3 (Studi kasus pada departemen Maintenance PT Bumi Suksesindo, Banyuwangi)
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/120267
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) Minerba dan Tingkat Kematangan Budaya K3 (Studi kasus pada departemen Maintenance PT Bumi Suksesindo, Banyuwangi)
SUKADI
Kecelakaan kerja di sektor pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba) di Indonesia tahun 2022 sebanyak 93 kasus dengan 11 diantaranya kecelakaan fatality. Faktor organisasi yang kerap menjadi penyebab dasar kecelakaan kerja adalah tidak optimalnya penerapan sistem manajemen keselamatan kerja dan rendahnya tingkat budaya K3. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penerapan sistem manajemen keselamatan pertambangan (SMKP) dan tingkat kematangan budaya K3 (safety culture) pada departemen Maintenance PT bumi Suksesindo. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan pendekatan deskriptif dengan instrumen kuesioner. Jumlah sampel 140 pekerja lapangan didapatkan dengan teknik purposive random sampling. Skala likert 5 point digunakan untuk menganalisis persepsi pekerja terhadap penerapan SMKP, sedangkan evaluasi tingkat budaya K3 menggunakan distribusi frekuensi sesuai 5 tingkatan kematangan budaya K3 yaitu Basic, Reactive, Planned, Proactive, Resilient.
Hasil dari penelitian, pencapaian penerapan SMKP PT Bumi Suksesindo sebear 64%. Pencapaian ini kategori hanya mendapatkan surat keterangan telah di audit SMKP karena nilai masih <70% pemenuhan. penerapan SMKP elemen implementasi sebesar 67% atau kategori Baik, namun disertai catatan 16 kasus kecelakaan kerja dengan faktor penyebab terbanyak adalah faktor organisasi (45 temuan). Tingkat kematangan budaya K3 sebesar 60,5% berada pada tingkatan resilient (tangguh). Kesimpulan, penerapan SMKP dan budaya K3 di departemen Maintenance belum optimal menekan angka kecelakaan kerja, untuk itu diperlukan upaya pengawasan penerapan SMKP dan upaya peningkatan kematangan budaya K3 yang berkelanjutan.
Finalisasi oleh Taufik Tgl 27 Maret 2024
2023-10-10T00:00:00ZPengaruh Healthcare Service Quality Terhadap Kepercayaan (Trust) Melalui Kepuasan Pasien pada Puskesmas Di Kabupaten Jember
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/120225
Pengaruh Healthcare Service Quality Terhadap Kepercayaan (Trust) Melalui Kepuasan Pasien pada Puskesmas Di Kabupaten Jember
PURWININGSIH, Driana Desy
Peningkatan kualitas pelayanan medis telah menjadi isu sentral dalam
pertumbuhan dan pembangunan pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien menjadi
penentu penting keberhasilan jangka panjang penyedia pelayanan kesehatan.
Tujuan peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah mendapatkan kepuasan
pasien yang nantinya akan terus berkelanjutan mengakses pelayanan kesehatan di
Puskesmas. Salah satu bentuk ketidakpuasan terhadap pelayanan kesehatan adalah
keluhan. Dinkes Kabupaten Jember memfasilitasi keluhan masyarakat ini melalui
sistem layanan pengaduan E-Lapor. Sepanjang tahun 2020 sampai 2021, terdapat
24 (33,3%) keluhan dari 72 laporan terkait pelayanan dan kepuasan pasien pada
Puskesmas. Sejalan dengan data Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember Tahun 2021, menunjukkan bahwa Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) pada tahun 2018-2021 terjadi penurunan sebesar 89%
menjadi 79%. Kekhawatiran para penyedia jasa pelayanan kesehatan karena pasien
yang tidak puas pada pelayanan kesehatan yang diberi oleh penyedia jasa layanan
kesehatan bisa memengaruhi sepuluh hingga dua puluh orang yang lain.
Jenis penelitian ini merupakan analitik kuantitatif memakai pendekatan
cross sectional. Penentuan sampel sebanyak 204 pasien dari 6 puskesmas
(Puskesmas Arjasa, Nogosari, Umbulsari, Gumukmas, Klatakan, dan Panti) dengan
teknik consecutive sampling pada tanggal 1-28 Februari 2023. Variabel pada
penelitian mencakup variabel bebas yakni Health Care Service Quality terdiri dari
sikap dan perilaku, keahlian, serta kualitas proses. Variabel dependen adalah
kepercayaan, dengan variabel intervining yaitu kepuasan. Uji pengaruh yang
dipakai merupakan SEM mempergunakan pendekatan PLS.
Hasil analisis deskriptif membuktikan variabel sikap maupun perilaku
sebagian besar responden menilai baik dengan rata-rata skor 3,25. Distribusi data
variabel keahlian skor 3,21 menyatakan sebagian besar responden menilai baik.
Variabel kualitas proses menunjukkan nilai 3,20 bahwasanya kebanyakan
responden memberikan penilaian proses kualitas layanan kesehatan baik. Variabel
kepuasan pasien menunjukkan sebagian besar responden merasa puas dengan skor
3,13. Variabel Kepercayaan pasien menunjukkan skor 3,21, sebagian banyak
responden percaya dengan pelayanan kesehatan yang diberikan. Meskipun secara
keseluruhan penilaian responden baik, percaya dan puas, namun dalam setiap
indikator terdapat penilaian responden yang berada di bawah nilai rata-rata.
Secara statistik kepuasan dipengaruhi oleh sikap dan perilaku serta kualitas
proses, namun tidak dengan keahlian. Pengaruh positif sikap dan perilaku terhadap
kepuasan pasien terbentuk dari sikap sabar dan penuh perhatian para petugas dalam
berinteraksi dengan pasien dan diikuti dengan perilaku petugas dalam memberikan
penjelasan serta memberikan bantuan setiap kali dibutuhkan. Terbentuknya
kepuasan dari kualitas proses ditunjukkan melalui layanan administrasi yang sangat
mudah, keramahan dan kesabaran petugas saat melayani pasien, lingkungan
Puskesmas yang selalu dalam keadaan bersih dan terawat. Keahlian tidak
berpengaruh disebabkan responden tidak mengetahui secara pasti standar
kompetensi pelayanan terampil yang harus dimiliki oleh dokter ataupun perawat.
Sikap dan perilaku serta kepuasan berpengaruh secara langsung terhadap
kepercayaan, sedangkan kualitas proses mempunyai pengaruh tidak langsung
melalui kepuasan. Sikap dan perilaku baik tercermin dalam bukti nyata kecakatan
langsung menangani kebutuhan dan keluhan pasien teratasi dengan baik melalui
proses pelayanan kesehatan. Tidak signifikannya pengaruh keahlian terhadap
kepercayaan disebabkan bahwa keahlian diukur berdasarkan persepsi responden.
Sejumlah responden menilai bahwa belum seluruh petugas medis mempunyai
pengetahuan yang positif terkait kondisi kesehatan pasien beserta pengobatannya.
Kualitas proses tidak berpengaruh terhadap kepercayaan disebabkan karena pada
dasarnya pasien yang diteliti sudah memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap
keterhandalan petugas. Saran dalam penelitian ini ditujukan kepada Puskesmas
untuk bersikap dan berperilaku baik dengan menjunjung tinggi profesionalisme..
validasi_repo_firli_Februari_2024_5; Finalisasi oleh Taufik Tgl 27 Maret 2024
2023-08-13T00:00:00ZAnalisis Perspektif Tenaga Kesehatan terhadap Kualitas Pelayanan Pasca Akreditasi Menuju Primary Health Service Quality Improvement
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/119975
Analisis Perspektif Tenaga Kesehatan terhadap Kualitas Pelayanan Pasca Akreditasi Menuju Primary Health Service Quality Improvement
NIKMAH, Faizatun
Akreditasi merupakan salah satu cara Puskesmas dalam melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan secara berkesinambungan. Tenaga kesehatan merupakan komponen utama dalam memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, namun tenaga kesehatan belum merasakan dampak akreditasi terhadap kualitas pelayanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perspektif tenaga kesehatan terhadap kualitas pelayanan kesehatan di 44 Puskesmas di Kabupaten Jember setelah pelaksanaan akreditasi menggunakan kriteria Malcom Baldrige. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif analitik dengan 330 orang responden tenaga kesehatan. Data diambil menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan SEM-PLS. Pemilihan sampel penelitian dengan menggunakan teknik multistage sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel eksogen kepemimpinan, perencanaan strategis, sumber daya manusia, fokus pelanggan, proses manajemen, keterlibatan staf, dan manfaat akreditasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel endogen kualitas layanan dengan p-value 0.000<0,05. Variabel eksogen status akreditasi tidak berhubungan dengan kualitas pelayanan dengan p-valuae >0,05. Variabel eksogen yang paling dominan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan Puskesmas di Kabupaten Jember adalah proses manajemen. Akan tetapi, variabel eksogen yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan adalah sumber daya manusia. Puskesmas disarankan untuk menerapkan standar akreditasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan, perbaikan sistem pelayanan, peningkatan fasilitas dan sarana prasarana di puskesmas, serta tenaga kesehatan meningkatkan kompetensi dengan mengikuti pelatihan dan perlu mempertahankan kualitas dengan melaksanakan pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan sebagai bentuk dari peningkatan kualitas berkelanjutan.
2024-01-24T00:00:00ZPotensi Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) Sebagai Biolarvasida Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/119974
Potensi Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) Sebagai Biolarvasida Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti
ARISANDY, Nurullia
Nyamuk Aedes aegypti adalah nyamuk yang dapat menularkan virus dengue
yang menyebabkan demam berdarah. Nyamuk ini memiliki karakteristik ukuran
tubuh yang relatif kecil, tubuh berwarna hitam dengan belang putih di sekujur
tubuhnya, dan senang berada di tempat penampungan air yang bersih dan jernih.
Salah satu upaya untuk melakukan pengedalian terhadap vector nyamuk Aedes
aegypti pada stadium larva yaitu dengan menggunakan larvasida kimia.
Penggunaan larvasida kimia memiliki risiko kontaminasi residu pestisida dalam air,
yang dapat berdampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu,
penggunaan larvasida kimia secara berulang dapat menyebabkan resistensi nyamuk
terhadap bahan aktif dalam larvasida tersebut. Hal ini dapat mengurangi efektivitas
pengendalian populasi nyamuk Aedes aegypti dan peningkatan risiko penularan
penyakit yang dibawanya. Sebagai alternatif, penggunaan larvasida alami dari
bahan-bahan alami seperti tanaman dapat menjadi pilihan yang lebih aman karena
memiliki risiko rendah terhadap pencemaran lingkungan dan toksisitas yang rendah
bagi manusia. Tanaman kumis kucing yang pada bagian daunnya diketahui
memiliki senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, tannin. Tanaman
yang mengandung senyawa alkaloid, tannin, saponin, flavonoid, terpenoid, minyak
atsiri dan senyawa fenolik lainnya berpotensi digunakan sebagai antiserangga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai LC50 ekstrak dan fraksi daun
kumis kucing sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian RAL. Variable
bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak metanol daun kumis kucing,
fraksi n-heksana daun kumis kucing, fraksi etil asetat daun kumis kucing dan fraksi
residu daun kumis kucing dalam waktu dedah 24 jam. Variable terikat dalam
penelitian ini adalah kematian larva. Sampel nyamuk dipilih secara acak dengan
memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi sesuai panduan dari WHO. Data yang diperoleh diolah menggunakan analisis ANOVA untuk mengetahui adanya
pengaruh dari variable bebas terhadap variable terikat, selanjutnya dianalis
menggunakan uji DMRT untuk mengetahui aktifitas terbaik dari ekstrak dan fraksi
daun kumis kucing. Untuk mengetahui nilai LC50 dilakukan dengan analisis
Probbit. Pada larutan ekstrak metanol daun kumis kucing, fraksi n-heksan, fraksi
etil asetat dan fraksi residu daun kumis kucing dilakukan uji GC-MS untuk
mengetahui senyawa yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan hasil analisis statistik menun ekstrak dan fraksi daun kumis
kucing memiliki efektivitas terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti. Fraksi
residu memiliki aktivitas terbaik sebagai larvasida. Hal ini dapat disebabkan karena
tingkat kepolaran pelarut yang digunakan dan jumlah senyawa metabolit sekunder
yang terdapat di dalam fraksi residu daun kumis kucing. Nilai LC50 pada ekstrak
metanol daun kumis kucing adalah sebesar 1718 μg/ml, Nilai LC50 pada fraksi nheksana daun kumis kucing adalah sebesar 2535 μg/ml, Nilai LC50 pada fraksi etil
asetat daun kumis kucing adalah sebesar 1990 μg/ml, Nilai LC50 pada fraksi residu
daun kumis kucing adalah sebesar 1442 μg/ml.
Berdasarkan hasil uji GC-MS ekstrak dan fraksi daun kumis kucing
memiliki senyawa metabolit sekunder. Senyawa mayor yang terkandung pada
masing-masing sampel memiliki perbedaan. Jumlah senyawa yang teridentifikasi
berbeda pada masing-masing sampel larutan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah daun kumis kucing mempiliki potensi
tidak aktif sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti karena nilai LC50
yang besar / > 1000 mg/L. Berdasarkan hasil uji GC-MS ekstrak dan fraksi daun
kumis kucing memiliki banyak senyawa metabolit sekunder yang memiliki
aktivitas biologis yang berpotensi memiliki aktivitas sebagai larvasida.
2024-01-23T00:00:00Z