LRR-Hibah Unggulan PTLaporan Hasil Penelitian Hibah Unggulan PThttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/902024-03-28T12:29:19Z2024-03-28T12:29:19ZPemanfaatan Inokulasi Ganda Bakteri Pelarut Fosfat dan Pelarut Kalium Pada Media BagaseTebu Guna Peningkatan Ketersediaan Hara Tanah dan Pertumbuhan TanamanSetiawati, T.C.Mandala, Mhttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/802112017-06-14T02:41:51Z2017-06-14T00:00:00ZPemanfaatan Inokulasi Ganda Bakteri Pelarut Fosfat dan Pelarut Kalium Pada Media BagaseTebu Guna Peningkatan Ketersediaan Hara Tanah dan Pertumbuhan Tanaman
Setiawati, T.C.; Mandala, M
Penelitian pemanfaatan mikroba pelarut fosfat dan kalium serta pemanfaatan bagasse tebu telah dilaksanakan dengan tujuan (1) optimalisasi pemanfaatan mikroba pelarut kalium dan pelarut fosfat untuk meningkatkan ketersediaan hara kalium dan fosfat tanah; (2) akselerasi dekomposisi limbah tebu (bagasse) dengan penggunaan decomposer unggul; (3) pemanfaatan hasil dekomposisi limbah padat industry gula tebu (bagasse) sebagai biofertilizer yang diperkaya dengan mikroba pelarut kalium dan pelarut fosfat untuk peningkatan P dan K tanah, serta pertumbuhan tanaman tebu. Penelitian dilakukan secara bertahap selama dua tahun yang dilaksanakan di laboratorium, rumah kaca dan di lapang, antara lain: (a) isolasi mikroba pelarut kalium dan pelarut fosfat; (b) Uji kapabilitas mikroba terhadap kemampuan pelarutan; (c) Uji viabilitas mikroba pelarut fosfat dan pelarut kalium pada media bagasse tebu (in vitro); (d) Pengujian efektivitas dual inoculation mikroba pada media bagasse di rumah kaca dan di lapang. Hasil isolasi telah diperoleh 15 isolat mikroba pelarut Kalium yang mempunyai kemampuan melarutkan cukup baik dengan Indeks kelarutan dan zona bening cukup besar berasal dari 3 lokasi rhizosfer tebu, serta 3 isolat Mikroba pelarut Fosfat. Semua isolate mempunyai kemampuan melarutkan K terhadap sumber Feldspar, dengan konsentrasi K terlarut 0.17 hingga 12.25 mg.L-1, namun hanya 5 isolates yang melarutkan K dengan konsentrasi > 1 mg.L-1. Strain Sbr3 and Prj2 melarutkan K dari sumber feldspar paling tinggi. Dalam penelitian ini efektivitas pelarutan yang dilakukan oleh KSM maksimum 3.89%. Sedangkan dengan sumber trachyte efektivitas pelarutan K maksimum 4.23% oleh isolate Prj5 yaitu sebesar 6.34 mg.L-1, dan hanya 5 isolates yang mampu melarutkan K dengan konsentrasi> 1 mg.L-1. Semua isolate menghasilkan asam organic acid sitrat, ferulic dan coumaric, beberapa isolate juga menghasilkan asam malat dan asam syringic. Total asam organic yang diproduksi berkisar 130.42 hingga 434.44 mg.L1. Berdasarkan hasil uji sinergisme pada media solid, kedua mikroba tidak saling antagonis dan memberikan sinergitas yang cukup baik. Isolat mikroba pelarut fosfat dan pelarut Kalium mempunyai viabilitas dan aktivitas yang baik pada beberapa kondisi bagasse. Populasi tertinggi dari isolat yaitu 97,67.107 cfu (pelarut fosfat) dan 71,83.107 cfu (pelarut Kalium) pada short fiber bagase lama. Respirasi mikroorganisme dalam media bagasse pada tingkatsedang yaitu (915 mg CO2.g-1.hari-1) pada hari 28. Inokulasi ganda bakteri pelarut fosfat dan bakteri pelarut kalium yang dikombinasikan dengan KCl meningkatkan konsentrasi kalium tanah, sedangkan pada ketersediaan fosfat tanah inokulasi tunggal bakteri pelarut fosfat meningkatkan konsentrasi P tersedia tanah lebih besar dibanding inokulasi ganda. Peningkatan konsentrasi P dan K dalam tanah masih belum mampu memperbaiki pertumbuhan dan berat tanaman tebu pada percobaan rumah kaca
Fakultas Pertanian
Universitas Jember
Jl.Kalimantan 37 Jember
2017-06-14T00:00:00ZPENGEMBANGAN FLAVOR KOPI RAKYAT (JENIS ROBUSTA) MENJADI KOPI LUWAK MELALUI FERMENTASI RAGI KOPI LUWAK, OPTIMASI PROSES HILIR DAN BLENDING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KOPIFauzi, MSoedibyo, D.Ihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/802102017-06-14T02:14:39Z2017-06-14T00:00:00ZPENGEMBANGAN FLAVOR KOPI RAKYAT (JENIS ROBUSTA) MENJADI KOPI LUWAK MELALUI FERMENTASI RAGI KOPI LUWAK, OPTIMASI PROSES HILIR DAN BLENDING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KOPI
Fauzi, M; Soedibyo, D.I
Indonesia merupakan salah satu produsen kopi terbesar di dunia, akan tetapi angka ekspornya masih bersifat fluktuatif. Salah satu permasalahannya adalah mutu kopi rakyat yang masih rendah dan sangat variatif. Karena proses pengolahan yang belum memenuhi standar, dimana pengolahan secara fermentasi dengan produk yang lebih baik masih belum banyak dilakukan oleh perkebunan rakyat, akibat inefisiensi dan tingkat kerumitannya yang cukup tinggi untuk produksi kopi skala kecil. Namun kelompok tani sidomulyo sudah menerapkan olah basah hanya pada waktu harga kopi olah basah cukup tinggi. Disamping itu juga mempunyai unit produksi kopi bubuk tetapi omzet yang diperoleh rendah. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pendapatan petani kopi robusta melalui pengembangan kualitas kopi robusta menjadi kopi berspesifikasi kopi luwak walaupun secara in vitro pada skala pilot plant. Sementara target khusus yang ingin dicapai adalah teknologi produksi massal ragi kopi luwak berbahan media indegeneus (ekstrak kulit buah kopi) untuk memenuhi kebutuhan ragi kopi luwak skala pilot plant, optimasi kondisi proses hilir dan blendingnya untuk menjaga flavor kopi luwak yang kuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan enzim hidrolase (amilase dan papain) berpengaruh pada hasil kopi luwak in vitro, bahkan karakteristik organoleptiknya melampaui kopi luwak asli. Penambahan enzim menurunkan kandungan kafein pada jam ke 32 menjadi antara 0,31-0,45 %. Kopi luwak dan robusta masing-masing 0,68 % dan 0,92 %. Berat jenis kopi luwak in vitro pada jam ke 32 juga menurun menjadi 0,65 - 0,71 gr/ml. Kopi lu bitter/sweetness (verry good-excelent) dan kopi luwak pada score good (7,0). Untuk final score kopi luwak in vitro pada posisi verry good dan excelent (77,580), sementara kopi luwak asli dan robusta masing-masing adalah very good dan good. Penggunaan suhu sangrai dan lama sangrai juga berpengaruh pada sifatnorganoleptiknya. Suhu dan lama sangrai ysng tepat adalah suhu 60 oC dan 30 menit. Sementrara blending yang baik adalah jenis blendin P1 (20 % Light, 30 % Medium dan 50 % Dark).
Penelitian Hibah Unggulan PT 2016
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember
Jl.Kalimantan 37 Jember
2017-06-14T00:00:00ZDataran Tinggi Ijen: Potongan Tanah Surga untuk Java Coffee (Hegemoni Ekonomi Rakyat oleh PTPN XII)Izzah, LSalikin, HSuhartohttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/801932017-06-13T06:37:38Z2017-06-13T00:00:00ZDataran Tinggi Ijen: Potongan Tanah Surga untuk Java Coffee (Hegemoni Ekonomi Rakyat oleh PTPN XII)
Izzah, L; Salikin, H; Suharto
Penelitian ini bertujuan menjawab permasalahan mengenai: Mengapa sebuah korporasi yang berbentuk PTPN XII dapat menguasai dataran tinggi Ijen yang seharusnya dipergunakan untuk kemakmuran rakyat yang ada di 6 desa di dataran tinggi Ijen Kecamatan Sempol Kabupaten Bondowoso. Persoalan tersebut dapat ditelusuri dengan beberapa pertanyaan antara lain: Apakah ada upaya dari pemerintah Kab. Bondowoso untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dataran tinggi Ijen khususnya 6 desa di Kec. Sempol yang notabene adalah buruh perkebunan PTPN XII ? ; Seberapa besar keberpihakan pemerintah Kabupaten Bondowoso terhadap masyarakatnya yang hidup di wilayah Kecamatan Sempol yang notabene adalah wilayah HGU PTPN XII ? ; Bagaimana cara pemerintah Kabupaten Bondowoso merubah budaya feudal yang sudah terlanjur melekat dalam kehidupan masyarakat yang ada di Kecamatan Sempol ?. Hasil penelitian didapatkan deskripsi bahwa ada dua pembagian Kekuasaan wilayah di Kabupaten Bondowoso. Kecamatan Sempol dikuasai oleh PTPN XII dan di luar Kecamatan Sempol dikuasai oleh Pemkab Bondowoso. Implikasi dari kebijakan tersebut berdampak pada masyarakatnya. Mayoritas masyarakat yang berada dibawah kekuasaan PTPN XII, ekonominya bersandar pada PTPN XII dengan menjadi buruh tani. Konsekuensi logis yang diterima masyarakatnya adalah membumikan budaya feudal. Sedangkan wilayah yang dikuasai oleh Pemkab Bondowoso adalah memperkuat perekonomian masyarakatnya dengan cara memajukan pertanian kopi rakyat.
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Jember
Jl.Kalimantan 37 Jember
2017-06-13T00:00:00ZEKSPLORASI DAN IDENTI FIKASI TANAMAN DIVISI SPERMATOPHYTA YANG BERPOTENSI SEBAGAI OBAT DI HUTAN EVERGREEN TAMAN NASIONAL BALURANWaluyo, JWahyuni, DPujiastutihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/801922017-06-13T02:20:18Z2017-06-13T00:00:00ZEKSPLORASI DAN IDENTI FIKASI TANAMAN DIVISI SPERMATOPHYTA YANG BERPOTENSI SEBAGAI OBAT DI HUTAN EVERGREEN TAMAN NASIONAL BALURAN
Waluyo, J; Wahyuni, D; Pujiastuti
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman flora yang sangat berlimpah dimana keanekaragaman hayati yang terdapat di Indonesia saat ini sudah mencapai lebih dari 300.000 jenis flora. Lebih dari 8000 diantaranya adalah tanaman yang dapat berkhasiat obat. WHO (Whorld Health Organiization) sendiri telah menganggarkan bahwa sekitar 80% penduduk masih bergantung terhadap tanaman obat-obatan. Berdasarkan Kementerian Pertanian Indonesia, potensi penjualan obat dari tahun 2010 sampai tahun 2015 terus mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan permintaan obat pada tahun 2010 sebanyak 10 triliun rupiah sampai pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 20 triliun. Berdasarkan Deptan (2007) tanaman obat tradisional memang nilainya tidak sebesar nilai obat medis namun peningkatan permintaan obat tradisional cenderung mengalami kenaikan dengan nilai cukup tinggi yaitu dari 2 triliun rupiah pada tahun 2003 menjadi 7,2 triliun rupiah. Kebutuhan akan permintaan obat tersebut tidak diiringi dengan kapasitas produksi dalam peningkatan tanaman obat itu sendiri. Hal ini terlihat dari Indonesia masih mengimpor bahan-bahan obat dengan nilai cukup besar padahal di Indonesia sendiri tersimpan bahan obat yang melimpah terutama dari hutan tropis Indonesia. Belum adanya pemanfaatan hutan tropis Indonesia membuat penelitian ini dilakukan yaitu Eksplorasi Tumbuhan Divisi Spermatophyta Sebagai Tanaman Obat Di Hutan Evergreen Taman Nasional Baluran.Penelitian yang dilakukan menggunakan metode garis transek sepanjang 100 meter memasuki hutan dari bibir hutan.Hasil yang didapatkan dari eksplorasi tersebut ditemukan 22 jenis tanaman obat yang tercangkup ke dalam 12 suku dan keseluruhannya dapat berpotensi sebagai obat. Organ tumbuhan yang dapat dimanfaatkan adalah akar, daun, bunga bahkan kulit kayu. Dari bagian-bagian tumbuhan tersebut bagian daun lah yang paling banyak berpotensi obat. Cara pemanfaatannya pun bervariasi mulai dengan direbus, dikunyah, ditumbuk bahkan dicampur dengan bahan lain.
Fakultas KIP
Universitas Jember
Jl.Kalimantan 37 Jember
2017-06-13T00:00:00Z